Recent Posts

Breaking News

BELAJAR TOLERANSI DAR QS. AL-KAFIRUN DAN QS. AL-BAYYINAH



Penjelasan Surat

            Turunnya QS. Al-Kafirun dilatarbelakangi oleh ajakan kaum musrikin Quraisy yang selalu berupaya untuk membendung dakwah Rasulullah SAW dengan bujukan sampai dengan cara penyiksaan dan intimidasi mengalami kegagalan. Akhirnya ada gagasan untuk mengajak kompromi Rosulullah SAW. Mereka mengajak Rasulullah beserta para sahabat untuk menyembah tuhan mereka dengan cara mereka menyembah selama 1 tahun,kemudian 1 tahun berikutnya mereka bersedia untuk menyembah Allah SWT dengan tuntunan Rasulullah. Dari peristiwa itu lalu Allah mewahyukan kepada Rasulullah SAW sebagai respon ajakan kaum musrikin Quraisy.
            Dari peristiwa yang melatarbelakangi turunnya surat ini dapat diketahui bahwa ayat-ayat dalam QS. Al-Kafirun adalah jawaban Rasulullah SAW atas ajakan kaum Quraisy untuk bertukar keyakinan. Namun Rasulullah dengan tegas menolak dengan mengatakan “aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah” dan beliaupun menyatakan bahwa mereka orang-orang kafir Quraisy pun tidak akan dengan ikhlas dan sepenuh hati menyembah Allah sebagaimana yang mereka janjikan. Dan pada ayat terakhir semakin jelas sikap yang ditunjukkan Rasulullah dalam hal aqidah, bahwasannya dalam hal beribadah maka kita berhak untuk melaksanakan ajaran sesuai dengan tuntunan agama kita. Sebagaimana mereka pun bebas melaksanakan aktivitas peribadatan sesuai dengan kepercayaannya. “bagimu agamamu dan bagiku agamaku” ayat ini selaras dengan QS. Al-Baqarah:256 

لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“tidak ada paksaan dalam (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.…”   
Ayat tersebut menjelaskan bahwasannya Allah menghendaki setiap orang merasakan kedamaian. AgamaNya dinamakan Islam, yakni damai. Kedamaian tidak akan diraih kalau jiwa tidak damai, dan paksaan menyebabkan jiwa tidak damai. Karena itu tidak ada paksaan dalam menganut keyakinan agama Islam. Namun begitu, telah jelas jalan yang benar dan jalan yang sesat. Sehingga jika sudah mengetahui, maka tidaklah perlu paksaan itu dilakukan. Allah menghadirkan pilihan. Barang siapa yang ingin selamat maka janganlah menempuh jalan sesat dengan menyembah selain Allah. Wallahu alam bis shawab.
 




Penjelasan surat
Ahli kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dan yang dimaksud dengan orang-orang musyrik adalah para penyembah berhala dan api, baik dari masyarakat Arab maupun non Arab. Mujahid mengatakan bahwa mereka “munfakkiina” (tidak akan meninggalkan) artinya, mereka tidak akan berhenti sehingga kebenaran tampak jelas di hadapan mereka. Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Qatadah. Hal ini merupakan sikap fanatic mereka dalam mempertahankan keyakinan mereka.
Sehingga datang kepada mereka bukti yang nyata yaitu al-Qur’an ini. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman dalam ayat 1 yang artinya “Orang-orang kafir, yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik [mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan [agamanya] sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata”  kemudian Allah Ta’ala menafsirkan bukti tersebut melalui firman-di ayat 2 yang berarti Yaitu seorang Rasul dari Allah yang membacakan lembaran yang disucikan al-Qur’an” yakni Muhammad saw. Dan al-Qur’an al-Adziim yang beliau bacakan, yang sudah tertulis di Mala-ul a’la di dalam lembaran-lembaran yang disucikan.
Ayat 3 dalam surat ini dijelaskan oleh Ibnu Jarir “Yakni di dalam lembaran-lembaran yang disucikan itu terdapat kandungan Kitab-kitab dari Allah yang sangat tegak, adil, dan lurus, tanpa adanya kesalahan sedikitpun, karena ia berasal dari Allah.
Dalam surat Ali Imran: 105 Allah berfirman yang artinya janganlah kamu  menyerupai  orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang  keterangan yang jelas  kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.”  Yang dimaksud dengan hal tersebut adalah orang-orang yang menerima  kitab-kitab yang diturunkan kepada umat-umat sebelum kita, dimana setelah Allah memberikan hujjah  dan bukti kepada mereka, mereka malah berpecah-belah dan berselisih mengenai apa yang dikehendaki Allah dari kitab-kitab mereka. Mereka mengalami banyak perselisihan. hal tersebut sama dengan penjelasan firman Allah dalam QS. Al-Bayyinah ayat 4.
Ayat 6-8 menjelaskan balasan dan ganjaran bagi orang kafir Ahul Kitab dan juga orang-orang musyrik yang menolak kitab-kitab Allah yang diturunkan serta menentang Nabi-nabi Allah yang diutus, bahwa pada hari kiamat kelak tempat mereka adalah neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya, yakni tidak akan pindah dari neraka itu untuk selamanya dan Allah Ta’ala juga menceritakan tentang keadaan orang-orang yang berbuat baik, yaitu yang beriman dengan sepenuh hati dan mengerjakan amal shalih dengan badan mereka bahwa mereka adalah sebaik-baik makhluk. Mereka akan mendapatkan balasan surge And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.

Tidak ada komentar